Senin, 06 Agustus 2012

Ga doyan susu bumil

Ketika hamil pertama kali, aku sudah punya pengalaman dengan susu Prenagen seperti yang aku ceritakan dalam kisah pertama.Karena Prenagen membuat bayiku lahir sehat, sempurna, cerdas dan ASI ku juga banyak.
Saat aku menulis kisah kedua ini, aku baru melahirkan putra kedua ku 3 minggu yang lalu pada 16 April 2007 melalui persalinan normal dengan ditolong seorang bidan.
Dengan kehamilan kedua ku kali ini, aku punya pengalaman lain dengan susu Prenagen.
Ketika itu , saat mengetahui kehamilan ku yang kedua aku bertekad untuk terus minum susu Prenagen selama hamil dan menyusui kelak. Apalagi sekarang prenagen ada yang variant baru yaitu Emesis untuk yang mual, masa hamil dan masa menyusui. Ketika tanda-tanda ‘morning sickness’ muncul lagi, aku lantas mencoba Prenagen Emesis. Alhamdulillah, mual ku makin berkurang sampai akhirnya hilang setelah 3 bulan kehamilan. Tapi entah kenapa menginjak usia kandungan 7 bulan, aku kembali tidak suka minum susu Ibu hamil, sepertinya mual dan keengganan mencium bau dan rasanya membuat aku malas minum susu. Aku dan suamiku kembali mencoba alternatif-alternatif seperti yang kami jalankan pada kehamilan pertama. Tapi tidak berhasil. Akhirnya karena khawatir janin kami kurang gizi dari susu, aku minum saja susu UHT atau susu sapi segar. Dan ternyata memang bisa kutelan. Ya sudahlah, suamiku dan aku menyerah dengan susu sapi. Ini kujalani sampai usia kandunganku 9 bulan dimana waktunya persalinan tiba.
Dan betapa terkejutnya bidan yang memeriksaku karena bayi yang kulahirkan lebih besar jauh diatas berat badan anak pertamaku ketika lahir. Ya, bayi keduaku lahir dengan berat 3.550 kg dan panjang 50 cm. Hal ini membuat proses persalinanku berjalan cukup ‘alot’ karena postur tubuhku yang sebenarnya termasuk mungil. Terasa keras sekali ketika aku harus mengedan berkali-kali. Bahkan ketika kepala bayiku sudah keluar, bidan baru melihat tali pusar terlilit 2x dileher bayi kami, ini membuat bahu bayi kami yang seharusnya bisa langsung keluar jadi tersendat. Lalu bidan berusaha mengulur tali pusar tersebut dari dalam yang alhamdulillah cukup panjang sehingga bisa melepaskan lilitan dileher bayiku. Setelah tali pusar terlepas, untuk mengeluarkan bahunya bidanpun menyuruhku mengedan sekali lagi, dan Alhamdulillah keluarlah bayi kami dengan selamat.
Meski begitu, aku dan suamiku tetap penasaran kenapa bayi kami yang kedua berat badan lahirnya lebih besar dari yang pertama. Bahkan sampai selisih 7.5 ons. Padahal pertambahan berat badanku secara keseluruhan tidak jauh berbeda yaitu 15 kg dari berat badanku semula 45kg. Untuk itu kamipun tak segan bertanya kepad bidan dan juga Dokter kandungan. Ternyata jawabannya sama, menurut mereka penyebabnya salah satunya adalah karena konsumsi susu UHT dan susu sapi segar selama aku hamil. Kenapa bisa? Hal ini karena dalam susu sapi atau susu UHT sejenis terdapat kandungan lemak yang lebih banyak dari pada susu Ibu hamil. Sementara susu ibu hamil gizinya sudah di takar sedemikian rupa sehingga cukup untuk kebutuhan ibu dan bayi.Sekarang aku masih menyusui bayiku, dan tak lupa ku bantu dengan minum susu untuk masa menyusui yang rasa Coklat. Rasa Coklatnya benar-benar nikmat loh! Diminum hangat atau dingin sama nikmatnya. Alhamdulillah produksi ASI ku lancar dan bayiku tidak rewel. Dan sudah pasti bergizi tinggi donk.
Dari pengalaman itu, kami jadi tau bedanya antara minum susu Ibu hamil dengan susu Sapi/UHT.Semoga pengalamanku ini bisa jadi inspirasi bagi calon ibu lainnya dalam memilih susu yang akan dikonsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BISNIS MLM , WHY NOT?

Tarik napasss Hempaskan . . Jadi sejatinya ga ada teman yg bener2 tulus. Sebaik2 nya teman tetep aja ada yg merasa paling suci paling be...