Kota Sangatta ini memang menyumbangkan Batubara yang cukup banyak. Terbukti dengan dibukanya Sangatta menjadi kota
karena adanya perusahaan Batubara yang berlokasi. Bayangan hutan
Kalimantan ternyata agak jauh dari perkiraan. Ketika yang saya lihat
lebih banyak hutan semak belukarnya. Menurut suami, ini disebabkan salah
satunya dari kebakaran hutan yang pernah terjadi tahun 1997 lalu.
Bekas-bekasnyapun meski masih ada tapi mulai tertutup oleh pohon baru.
Namun akibat yang cukup terasa adalah suhu udaranya yang sangat panas
itu, saya sampai merasa matahari benar-benar diatas kepala saya dan
panasnya bisa menembus jilbab yang saya pakai. Sementara kami belum
memilki rumah sendiri, sayapun terpaksa tinggal di wisma pegawai yang
disediakan perusahaan. Cukup lama saya tinggal disana. Sehingga
terasalah segala suka dukanya.
Kota Sangatta ini terletak hampir berada di garis khatulistiwa. Kalau kita memandang ke langit di siang hari tuh terang banget sepertinya tidak ada satu awanpun yang menghalangi matahari. Sedangkan di malam hari yang terlihat dilangit hanya bulan, selebihnya gelap segelap-gelapnya alias gak kelihatan awan atau langitnya acan. Cuaca disini juga sangat drastis dan susah ditebak. Sebentar panas terik, tau-tau hujan sederas-derasnya disertai angin kencang, terus tiba-tiba berhenti lagi dan panas lagi. Begitu seterusnya. Kebiasaan saya malas bawa payung ketika di Jakarta jadi berubah sedia payung kapanpun, karena mau panas mau hujan harus selalu dipakai. Lagipula disini tidak ada ojek payungnya.
Disini juga ada kendaraan angkot dalam kota yang disebut Taksi. Angkot ini satu-satunya kendaraan transportasi karena hanya melayani satu rute. Itu juga karena jalur/jalan yang dilalui hanya satu rute. Dari ujung sampai akhirnya mentok ya lewat disitu-situ juga. Gak bakalan nyasar deh. Hanya karena disini penduduknya sedikit jadi mobil angkotnya sepi-sepi aja.
Ada juga jalur jalan lainnya tapi jalur itu digunakan untuk kendaraan tambang.
lama dari Sangatta. Sesuai namanya disini suasana desanya sangat terasa. Mulai dari pasar tradisional sampai bentuk rumahnya yang khas yaitu terbuat dari kayu ulin yang tahan rayap dan berbentuk rumah panggung. Disini tinggal penduduk lama. Penduduk lama artinya mereka belum tentu asli Sangatta tapi sudah lama di Sangatta karena asalnya kebanyakan dari Jawa dan Sulawesi. Sementara Sangatta Baru terlihat lebih modern karena memang dipenuhi fasilitas-fasilitas penunjang yang tersedia. Mulai dari tempat olahraga, Gedung sekolah sampai pusat jajan. Pasar atau pusat jajan ini biasa disebut Town Hall. Disini ada pasar basahnya, pusat jajannya , mini market dan fasilitas seperti Bank, Klinik dan Kantor Pos, dan perumahan . Saya fikir fasilitas2 tersebut memang perlu ada mengingat dulunya Sangatta kota kecil lalu dengan datangnya para pendatang yang bekerja dan kemudian menetap di situ otomatis mereka memerlukan fasilitas penunjang untuk mempermudah kehidupan di kota kecil ini.
Ada suatu kekaguman tersendiri yang saya rasakan dari kota ini. Mungkin karena menyadari sama-sama pendatang, penduduk disini sangat bagus toleransinya dalam hal kebiasaan dari masing-masing suku. Ini terlihat dari penduduk yang tinggal di perumahan2 di kota Sangatta Baru. Bagi penduduk muslimnya, nilai2 islam sudah sangat kental disini. Saya kerap melihat para ibunya sangat rapat menutup jilbab. Ini diikuti dengan anak-anak perempuan mereka yang diajarkan pula berjilbab. Keluarga mereka rata-rata memiliki anak banyak.
Para ayah dan ibu memiliki konsep keislaman yang baik. Begitupula pergaulan antara sesama muslim mereka banyak mencontoh pada sunnah Rosul. Saat sang ibu hamil misalnya, mereka tidak membiasakan adat ‘nujuh bulanan’ melainkan memasyarakatkan aqiqahan. Sehingga saat ada keluarga yang memiliki bayi maka akan disambut suka cita oleh semua orang. Saya sempat merasakan bagaimana silaturahmi yang kuat ketika seorang ustadz dan keluarga muslim dikota itu mengadakan aqiqahan untuk putrinya. Ramailah kaum muslimin yang datang. Soal kesadaran berzakatpun patut diacungi jempol. Mereka terbiasa menyisihkan penghasilannya untuk menabung idul Qurban, membayar zakat profesi sampai mengikuti asuransi takaful untuk menunjang pendidikan putra-putrinya. Itu semua selalu di sisihkan setiap bulannya. Karena itu fungsi BMT ( Baitul Maal wa Tamwil) dikota ini sangat berperan, meski Bank konvesional pun tetap ada sebagai penghubung antara perusahaan dengan para pegawai. Pengalaman saya ketika sempat bekerja di BMT satu-satunya yaitu BMT Daarussalam di Sangatta membuat saya bisa melihat dan mengetahui dari dalam bagaimana penduduk muslim di kota
ini terbiasa menabung, dan menyisihkan penghasilannya tersebut secara rutin.
Saat Ramadhan dan Idul Fitri mereka biasanya saling mengundang satu sama lain untuk berbuka puasa di rumahnya. Sebuah keluarga yang kami kenal baik kerap mengundang kami berbuka puasa dirumahnya. Waktu itu saya sama sekali tidak membantunya menyiapkan hidangan. Kami selalu datang dan hidangan yang subhanallah lezatnya sudah tersedia. Padahal saya tau ummahat tesebut memiliki 6 anak yang lucu dan super aktif. Begitupun saat lebaran. Kata suami, kebiasaan disini saat lebaran adalah, siap-siap saja makan karena disetiap tempat yang kita datangi tidak pernah mengizinkan kita pulang tanpa mencicipi hidangannya. Al hasil saat lebaran tahun lalu saya dan suami 3 kali makan semuanya ditempat orang yang kita datangi. Maklumlah karena kami masih tinggal di wisma, dan peraturannya tidak mengizinkan penghuninya masak memasak disana. So, memenuhi undangan silaturahmi lebaran jelas jadi alternative yang membantu sekaligus menyenangkan.
Ada yang unik
dari kota ini yaitu nama perumahannya. Di Sangatta Baru ini ada beberapa
perumahan yang ditempati para karyawan.Ada yang disebut Panorama
letaknya tepat ditengah kota dan cukup jalan kaki bila menuju Town Hall.
Ada pula Lembah, Bukit dan G-House. Mungkin karena struktur tanah yang menyebabkan perumahan itu ada yang terletak di daerah bukit, daerah lembah atau rawa. Nomor rumahnya pun cukup singkat menyesuaikan dengan lokasi perumahannya. Untuk Bukit inisialnya menjadi K, Lembah menjadi L, Panorama menjadi F dan G-House menjadi G. Jadi jika orang menyebut alamat rumahnya di K-120 berarti orang itu tinggal di Bukit no.120 tidak perlu susah-susah menghapal nama jalan apalagi rt/rw. Bentuk rumahnya juga unik. Sama seperti rumah penduduk lainnya, semua rumah dibuat panggung dan terbuat dari Kayu Ulin. Menurut suami, hal ini dikarenakan struktur tanah dikota ini sangat labil dan berbukit bukit sehingga jika dibangun rumah dari bata/beton malah berakibat retak-retak didindingnya.
Di kota ini juga terdapat Masjid yang dibangun disetiap perumahan. Namun ada satu Masjid yang menjadi pusat segala kegiatan Islam bagi kaum muslimin. Namanya Masjid Daarussalam. Masjid ini terletak dipinggir jalan raya kota Sangatta Baru sehingga sering dilalui banyak orang. Saat ramadhan, masjid ini ramai dengan kegiatan islam seperti ifthor bersama, sholat tarawih, bedah buku dan tak jarang mengundang ustadz-ustadz dari pulau jawa. Di masjid ini juga didirikan TKIT Daarussalam yang dikelola oleh ikhwan dan akhwatnya. Namun memang kota Sangatta ini kader-kader ikhwan akhwatnya masih terbilang sedikit. Kebanyakan mereka sudah berkeluarga, sehingga tidak salah jika kini sedang diupayakan perekrutan kader-kader baru dari siswa/I SMU. Menyadari hal itu beberapa kali Partai Keadilan disini mengadakan kegiatan-kegiatan dengan tujuan menarik simpatisan dan juga memberi pemahaman islam lebih jauh lagi. Untuk itu kegiatan seperti aksi jalan santai sambil bagi2 stiker, sanlat sampai dakwah dengan cara jaulah (perjalanan beberapa hari ke tempat2 tertentu khusus untuk menyebarkan islam ) sudah menjadi kegiatan rutin. Mudah-mudahan ini akan semakin meluaskan angin kedamaian di bumi islam.
Kota Sangatta ini terletak hampir berada di garis khatulistiwa. Kalau kita memandang ke langit di siang hari tuh terang banget sepertinya tidak ada satu awanpun yang menghalangi matahari. Sedangkan di malam hari yang terlihat dilangit hanya bulan, selebihnya gelap segelap-gelapnya alias gak kelihatan awan atau langitnya acan. Cuaca disini juga sangat drastis dan susah ditebak. Sebentar panas terik, tau-tau hujan sederas-derasnya disertai angin kencang, terus tiba-tiba berhenti lagi dan panas lagi. Begitu seterusnya. Kebiasaan saya malas bawa payung ketika di Jakarta jadi berubah sedia payung kapanpun, karena mau panas mau hujan harus selalu dipakai. Lagipula disini tidak ada ojek payungnya.
Disini juga ada kendaraan angkot dalam kota yang disebut Taksi. Angkot ini satu-satunya kendaraan transportasi karena hanya melayani satu rute. Itu juga karena jalur/jalan yang dilalui hanya satu rute. Dari ujung sampai akhirnya mentok ya lewat disitu-situ juga. Gak bakalan nyasar deh. Hanya karena disini penduduknya sedikit jadi mobil angkotnya sepi-sepi aja.
Ada juga jalur jalan lainnya tapi jalur itu digunakan untuk kendaraan tambang.
Lingkungan yang Islami.
Mungkin semenjak beroperasi tambang, kota ini menjadi terbagi dua. Maksudnya adalah ada kota Sangatta Lama dan Sangatta Baru. Sangatta lama adalah kotalama dari Sangatta. Sesuai namanya disini suasana desanya sangat terasa. Mulai dari pasar tradisional sampai bentuk rumahnya yang khas yaitu terbuat dari kayu ulin yang tahan rayap dan berbentuk rumah panggung. Disini tinggal penduduk lama. Penduduk lama artinya mereka belum tentu asli Sangatta tapi sudah lama di Sangatta karena asalnya kebanyakan dari Jawa dan Sulawesi. Sementara Sangatta Baru terlihat lebih modern karena memang dipenuhi fasilitas-fasilitas penunjang yang tersedia. Mulai dari tempat olahraga, Gedung sekolah sampai pusat jajan. Pasar atau pusat jajan ini biasa disebut Town Hall. Disini ada pasar basahnya, pusat jajannya , mini market dan fasilitas seperti Bank, Klinik dan Kantor Pos, dan perumahan . Saya fikir fasilitas2 tersebut memang perlu ada mengingat dulunya Sangatta kota kecil lalu dengan datangnya para pendatang yang bekerja dan kemudian menetap di situ otomatis mereka memerlukan fasilitas penunjang untuk mempermudah kehidupan di kota kecil ini.
Ada suatu kekaguman tersendiri yang saya rasakan dari kota ini. Mungkin karena menyadari sama-sama pendatang, penduduk disini sangat bagus toleransinya dalam hal kebiasaan dari masing-masing suku. Ini terlihat dari penduduk yang tinggal di perumahan2 di kota Sangatta Baru. Bagi penduduk muslimnya, nilai2 islam sudah sangat kental disini. Saya kerap melihat para ibunya sangat rapat menutup jilbab. Ini diikuti dengan anak-anak perempuan mereka yang diajarkan pula berjilbab. Keluarga mereka rata-rata memiliki anak banyak.
Para ayah dan ibu memiliki konsep keislaman yang baik. Begitupula pergaulan antara sesama muslim mereka banyak mencontoh pada sunnah Rosul. Saat sang ibu hamil misalnya, mereka tidak membiasakan adat ‘nujuh bulanan’ melainkan memasyarakatkan aqiqahan. Sehingga saat ada keluarga yang memiliki bayi maka akan disambut suka cita oleh semua orang. Saya sempat merasakan bagaimana silaturahmi yang kuat ketika seorang ustadz dan keluarga muslim dikota itu mengadakan aqiqahan untuk putrinya. Ramailah kaum muslimin yang datang. Soal kesadaran berzakatpun patut diacungi jempol. Mereka terbiasa menyisihkan penghasilannya untuk menabung idul Qurban, membayar zakat profesi sampai mengikuti asuransi takaful untuk menunjang pendidikan putra-putrinya. Itu semua selalu di sisihkan setiap bulannya. Karena itu fungsi BMT ( Baitul Maal wa Tamwil) dikota ini sangat berperan, meski Bank konvesional pun tetap ada sebagai penghubung antara perusahaan dengan para pegawai. Pengalaman saya ketika sempat bekerja di BMT satu-satunya yaitu BMT Daarussalam di Sangatta membuat saya bisa melihat dan mengetahui dari dalam bagaimana penduduk muslim di kota
ini terbiasa menabung, dan menyisihkan penghasilannya tersebut secara rutin.
Saat Ramadhan dan Idul Fitri mereka biasanya saling mengundang satu sama lain untuk berbuka puasa di rumahnya. Sebuah keluarga yang kami kenal baik kerap mengundang kami berbuka puasa dirumahnya. Waktu itu saya sama sekali tidak membantunya menyiapkan hidangan. Kami selalu datang dan hidangan yang subhanallah lezatnya sudah tersedia. Padahal saya tau ummahat tesebut memiliki 6 anak yang lucu dan super aktif. Begitupun saat lebaran. Kata suami, kebiasaan disini saat lebaran adalah, siap-siap saja makan karena disetiap tempat yang kita datangi tidak pernah mengizinkan kita pulang tanpa mencicipi hidangannya. Al hasil saat lebaran tahun lalu saya dan suami 3 kali makan semuanya ditempat orang yang kita datangi. Maklumlah karena kami masih tinggal di wisma, dan peraturannya tidak mengizinkan penghuninya masak memasak disana. So, memenuhi undangan silaturahmi lebaran jelas jadi alternative yang membantu sekaligus menyenangkan.
Ada pula Lembah, Bukit dan G-House. Mungkin karena struktur tanah yang menyebabkan perumahan itu ada yang terletak di daerah bukit, daerah lembah atau rawa. Nomor rumahnya pun cukup singkat menyesuaikan dengan lokasi perumahannya. Untuk Bukit inisialnya menjadi K, Lembah menjadi L, Panorama menjadi F dan G-House menjadi G. Jadi jika orang menyebut alamat rumahnya di K-120 berarti orang itu tinggal di Bukit no.120 tidak perlu susah-susah menghapal nama jalan apalagi rt/rw. Bentuk rumahnya juga unik. Sama seperti rumah penduduk lainnya, semua rumah dibuat panggung dan terbuat dari Kayu Ulin. Menurut suami, hal ini dikarenakan struktur tanah dikota ini sangat labil dan berbukit bukit sehingga jika dibangun rumah dari bata/beton malah berakibat retak-retak didindingnya.
Di kota ini juga terdapat Masjid yang dibangun disetiap perumahan. Namun ada satu Masjid yang menjadi pusat segala kegiatan Islam bagi kaum muslimin. Namanya Masjid Daarussalam. Masjid ini terletak dipinggir jalan raya kota Sangatta Baru sehingga sering dilalui banyak orang. Saat ramadhan, masjid ini ramai dengan kegiatan islam seperti ifthor bersama, sholat tarawih, bedah buku dan tak jarang mengundang ustadz-ustadz dari pulau jawa. Di masjid ini juga didirikan TKIT Daarussalam yang dikelola oleh ikhwan dan akhwatnya. Namun memang kota Sangatta ini kader-kader ikhwan akhwatnya masih terbilang sedikit. Kebanyakan mereka sudah berkeluarga, sehingga tidak salah jika kini sedang diupayakan perekrutan kader-kader baru dari siswa/I SMU. Menyadari hal itu beberapa kali Partai Keadilan disini mengadakan kegiatan-kegiatan dengan tujuan menarik simpatisan dan juga memberi pemahaman islam lebih jauh lagi. Untuk itu kegiatan seperti aksi jalan santai sambil bagi2 stiker, sanlat sampai dakwah dengan cara jaulah (perjalanan beberapa hari ke tempat2 tertentu khusus untuk menyebarkan islam ) sudah menjadi kegiatan rutin. Mudah-mudahan ini akan semakin meluaskan angin kedamaian di bumi islam.
Dari
semuanya itu, interaksi kami dengan masyarakat sungguh sangat berkesan.
Keramahan, dan persaudaraan sangat terasa kental mewarnai, seolah
perbedaan justru menjadi pemersatu bagi kami. Semuanya itu membuat saya
semakin menyukai berada di kota
tambang ini. Hingga akhirnya saat saya dan suami kembali ke Jakarta,
terasalah ukhuwah yang terjalin selama ini begitu membekas seolah setiap
orang di Sangatta tak rela melepas kami pergi. Saat silaturahmi untuk
yang terakhir kalinya semua kebaikan itu masih terbayang dibenak kami.
Bahkan suami saya pun merasa berat meninggalkan kota ini. Menurutnya
kota ini sudah banyak memberinya saudara, persahabatan, dan keluarga
yang mungkin tidak didapatnya di tempat lain. Kedamaian yang kami
rasakan hingga kini, membuat kami masih berharap kelak bisa datang lagi.
Mudah-mudahan saat itu kota Sangatta benar - benar menjadi kota yang
sarat dengan nilai-nilai Islam. Amiin.
· mba Dewi, mba Maya, dll dan teman semua di Wisma Rayah (Semangat donk datang ke Pengajian Putri/Putra di Barak) .
Buat temen2 yang lagi kerja di sangatta kalimantan timur , saya menginfirmasikan KOS KOSan murah yang baru saja selesai di bangun ... hanya ada 5 kamar ( 3 kamar untuk yang sendiri dan 2 kamar untuk yang berkeluarga dengan maximal 2 anak ) kamar kosan sudah di lengkapi dengan kamar mandi di dalam dan dapur ... jika teman-teman berminat silahkan hubungi saya di 08157080003 / 081807732323 ( tidak melayani sms )
BalasHapusDETAIL :
- lantai keramaik
- bangunan beton
- lokasi strategis
- aman
- lengkap setiap unitnya kamar mandi di dalam
- dapur
- ruang tamu + ruang tidur terpisah untuk yg berkeluarga
- garasi motor
- bangunan baru, karena siap di tempati awal bulan MARET 2013
- termasuk listrik untuk pemakaian : 1 kipas angin + 1 TV + 1 magic jar ( di luar ini akan dikenakan charge sendiri )
- udah termasuk AIR ( PDAM dan sumur )
- tertarik untuk booking langsung DP minimal 200.000 ( selama unit masih tersedia )
- harga / bulan untuk single @ 700.000 ( sekamar berdua tambah 50.000 )
- harga / bulan untuk yg berkeluarga @ 900.000 ( maximal 2 anak )
- silahkan hubungi 08157080003 / 081807732323
- alamat kos Gn. Tehnik / margo rukun Jl. Gotong Royong, kecamatan sangatta selatan RT.02 no.29, rumah Bpk. Hadi Soetomo ( mohon buat janji dulu sebelum mengunjungi kos )
- menerima juga untuk mess perusahaan tahunan / bulanan
- jangan keduluan ya .... Kami tunggu info dari saudara2 atau teman saudara yang butuh KOS KOSAN DI SANGATTA - kaltim